You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan BANJARARUM
Kalurahan BANJARARUM

Kap. KALIBAWANG, Kab. KULON PROGO, Provinsi DI Yogyakarta

Ini contoh teks berjalan. Isi dengan tulisan yang menampilkan suatu ciri atau kegiatan penting di desa anda.

Choose to Challenge..!! Semangat perempuan Banjararum hadapi pandemi

Administrator 11 Maret 2021 Dibaca 1.314 Kali
Choose to Challenge..!!  Semangat perempuan Banjararum hadapi pandemi

Dekso,SID Banjararum- Setiap tanggal 8 Maret  perempuan di seluruh dunia memperingati Intenational Womens Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional, dimana untuk peringatan tahun ini mengambil tema kampanye “Choose to Challenge”. Dikutip dari laman komunitas International Womens Day (IWD) tema tersebut diambil sebagai bentuk penegasan bahwa kaum perempuan berani mengambil pilihan dan tantangan.

 

Dalam rangka memperingati Hari Perempuan International tersebut, Kalyanamitra sebagai organisasi perempuan yang saat ini sedang menjalankan Program Memastikan Implementasi UU Desa yang Berperspektif Gender dan Menyumbang Pada Capaian Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs, Khususnya Goal 5 (Keadilan Gender) di Kapanewon Kalibawang, mengadakan webinar tentang strategi PUG dalam penanganan COVID-19 dengan  mengangkat pengalaman atau praktik baik yang dilakukan para perempuan untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat dalam menghadapi kehidupan di situasi pandemi COVID-19.

 

Webinar ini bertujuan untuk menjadikan pengalaman berharga perempuan dalam menghadapi situasi pandemic COVID-19 menjadi produk pengetahuan bersama yang mungkin dapat direplikasi di tempat lain. Selain itu juga untuk menciptakan kepekaan terhadap isu perempuan (gender perspektif) dilingkup pemerintah dalam penanganan kebencanaan melalui kebijakan-kebijakan yang diambil serta membangun atau memperkuat kerjasama dan koneksitas antar pihak dalam mengatasi situasi pandemi COVID-19.

 

Webinar berlangsung Rabu (10/3/2021) dengan menghadirkan beberapa narasumber yaitu Wakil Bupati Kulon Progo Fajar Gegana yang juga merupakan Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Panewu Kalibawang Heri Darmawan, A.P.,M.M, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Pengarusutamaan Gender Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Kulon Progo Ernawati Sukesi, S.IP., M.M, dan ibu-ibu perwakilan kader yang ada di setiap Kalurahan di Kapanewon Kalibawang. Tidak ketinggalan kegiatan ini juga dihadiri oleh seluruh Lurah yang ada di Kapanewon Kalibawang.

 

Di Kalurahan Banjararum kegiatan Webinar berlangsung di Ruang Pertemuan Balai Kalurahan dan dihadiri oleh Lurah, Kamituwa serta perwakilan ibu-ibu dari beberapa padukuhan.

 

Kegiatan Webinar ini di buka oleh Drs. H. Sutedjo selaku Bupati Kulon Progo. Dalam sambutannya Bupati   menyampaikan temuan TNP2K (Tim Nasional Percepatan dan Penanggulangan Kemiskinan) yang menyebutkan bahwa pada situasi pandemik Covid-19, perempuan lebih banyak tertinggal dalam mengakses layanan publik, pendidikan, kesehatan, dan aspek lain, yang menjadikan mereka sebagai kelompok yang rentan dan miskin. Kemiskinan pada perempuan juga dipengaruhi oleh konstruksi budaya yang masih membatasi perempuan untuk mendapatkan kesempatan yang sama dalam sejumlah aspek kehidupan. Pada masa pandemi Covid-19 ini, situasi perempuan semakin kompleks dan rentan. Di Kulon Progo situasi tersebut justru mampu membuktikan perempuan di masa pandemi ini bisa berperan sebagai tulang punggung keluarga.

Sementara itu, ada  dua hal penting yang disampaikan oleh Wakil Bupati Fajar Gegana dalam pemaparannya, yaitu di Kulon Progo dalam situasi Covid-19 ini bukan hanya bicara menyembuhkan mereka yang terpapar karena Covid-19 saja, tetapi juga bagaimana melakukan perubahan perilaku atau kebiasaan untuk hidup yang lebih sehat. Selain itu, juga  dibutuhkan sinergi dari semua pihak dalam penanganan Covid-19 ini.

Peran aktif perempuan di Kalibawang untuk turut serta dalam penanganan Covid-19 juga di sampaikan oleh Panewu Kalibwang, Heri Darmawan, A.P.,M.M. Beliau menyampaikan bahwa di Kalibawang perempuan sebagai aktor yang mempunyai posisi penting di dalam perubahan perilaku, salah satunya perempuan terlibat aktif dalam pembagian masker. Perempuan di Kalibawang juga mempunyai banyak ide dan gagasan bagaimana bisa menggerakkan ekonomi keluarga.

Ada hal yang menarik yang disampaikan oleh Ibu Siti Munjiyat selaku perwakilan kader yang memiliki kesempatan berbagi pengalam terkait situasi perempuan di Banjararum.  Bagaimana diawal pandemi kaum perempuan begitu merasakan dampaknya, dimana pendapatan berkurang tetapi pengeluaran meningkat, sehingga harus bisa mengatur strategi agar bisa tetap menyediakan kebutuhan terutama untuk menjaga imun tubuh agar tetap sehat.

Hal lain yang dirasakan adalah adanya kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR), menjadi satu tantangan sendiri bagi perempuan di Banjararum, karena para perempuan dituntut untuk menjadi guu bagi anak-anaknya. Disisi lain pekerjaan perempuan tetap harus diselesaikan sendiri.

“Kegiatan BDR anak-anak kemungkinan memberatkan kebanyakan ibu-ibu, sebagai ibu kita punya pekerjaan yang harus kita selesaikan, tetapi  menemani anak belajar juga merupakan kegiatan, jadi kita dituntut untuk dapat membagi waktu. Kebanyakan ibu-ibu berkeluh kesah mengenai kegiatan BDR dan anak-anak banyak yang berkeluh kesah dan mudah emosi” ungkap Siti Munjiyat.

 

Kegiatan BDR anak-anak sekolah yang mewajibkan menggunakan Handphone ternyata membawa persoalan tersendiri di Kalurahan Banjararum, dimana Munjiyat yang sekaligus sebagai anggota Forum Perlindungan Korban Kekerasan (FPKK) menemukan fakta baru bahwa ada beberapa kelompok remaja yang melakukan pergaulan tidak bertanggung jawab. Hal tersebut tentu menjadi salah satu dampak negative dari adanya BDR dan juga penggunaan Handphone, padahal jika hal tersebut di biarkan tidak menutup kemungkinan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan misalnya kehamilan tidak diinginkan. Sebagai ketua kader posyandu, persoalan kehamilan tidak diinginkan menjadi perhatian tersendiri, karena ketika ini terjadi sangat dimungkinkan adanya kelahiran bayi dengan status BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan berpotensi terjadinya stunting. 

Banjararum sendiri memiliki komitmen yang tinggi untuk pencegahan stunting dan gizi buruk. Di situasi pandemi ini, anggaran untuk penanganan stunting, Pos Gizi, PMT Balita dan PMT Ibu Hamil tetap dianggarkan oleh pemerintah Kalurahan. Hanya saja karena situasi pandemi, kegiatan pos gizi yang selama ini dilakukan dengan memasak dan makan bersama, diubah pelaksanaannya dengan memberikan bahan mentah dan diantar pada kelompok sasaran oleh kader di padukuhan.

Sementara itu Lurah Banjararum, H. Warudi mengatakan di Kalurahan Banjararum perempuan cukup berpotensi dan cukup membawa Banjararum lebih maju. Jumlah perempuan di banjararum lebih tinggi dari jumlah laki-laki, yaitu perempuan ada 52%, laki-lakinya 48%. Dengan jumlah perempuan yang banyak tersebut ada sekitar 500 orang yang aktif di kelembagaan kalurahan seperti PKK, Posyandu, Pokdarwis, KWT dan kelembagaan lainnya.

Di masa pandemi ini, perempuan di Banjararum sebenarnya sudah dilibatkan peranannya sejak awal, yaitu dengan menyediakan kebutuhan bagi mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri. Ini membuktikan perempuan menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi.

 

 

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image